B. Indonesia

Pertanyaan

Urutkan kejadian dari cerita empat sahabat dan kristal bulan

1 Jawaban

  • Empat sahabat dan kristal bulan

    Di sebuah rumah yang sangat besar, tinggallah tiga bersaudara. Helen, Adzwa, dan Farel adalah tiga bersaudara yatim piatu yang hidup bersama sejak adzwa berumur 2 tahun. Mereka sekarang dinafkahi dengan pekerjaan Helen sebagai pelukis. Farrel dan Adzwa yang sekarang masih bersekolah di MTsN Jakarta.

    Hari ini Farrel dan Adzwa ke sekolah di antar Helen dengan mobil. Farrel dan Adzwa belajar dengan bersungguh-sungguh, sekarang Farrel duduk di kelas IX MTs sedangkan Adzwa di kelas VII MTs. Hari ini Farrel dan Adzwa pulang pukul 05.00 karena adanya kelas tambahan bahasa inggris setelah jam terakhir. Mereka pulang dengan TAXI sampai ke rumah.
    Sesampai di rumah Helen telah menyiapkan hidangan untuk sore ini. Mereka makan bersama dengan canda dan tawa walaupun orangtua mereka sudah tiada.

    Sekarang waktu menunjukkan pukul 06.00, mereka melaksanakan sholat maghrib berjama’ah. Setelah melaksanakan ibadah sholat maghrib, Farrel dan Adzwa mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru tadi siang, sedangkan Helen menyelesaikan lukisannya.
    Ketika mereka sedang mengerjakan tugasnya masing-masing. Tepat di belakang rumahnya yaitu gudang yang sudah tua, terdengar suara seperti jatuhnya sekumpulan piring kaca yang suara itu terdengar sampai 7 kali berturut-turut di belakang rumah mereka.



    Lalu mereka bertiga melihat ke gudang tersebut dan menyelidiki apa yang terjadi di sana. Kemudian mereka melihat lemari yang sangat besar yang kira-kiranya berukuran 4 meter dari permukaan lantai. Tepat di depan lemari tersebut terlihat sejumlah pecahan piring kaca yang berserakan. Lalu Farrel mencoba membuka lemari tersebut dan, “Aaaaaa…”, mereka terseret ke dalam lemari itu dan sampai di sebuah hutan yang sangat indah.

    “Kak kita lagi di mana?” Adzwa bertanya sambil ketakutan. “Sepertinya kita lagi di hutan, tapi hutan ini sangat indah dan bau bunga mawar yang ada di sana sangat menyengat ke hidung, rasanya kakak nggak mau pulang” ujar Helen memperolok Adzwa adiknya yang manis itu. “Ihh…kakak aku lagi serius nih, jangan becanda terus aku takut di sini apalagi ini hutan!” Adzwa masih terus takut dan memegang tangan kakaknya. “Masa adek kakak takut? Kamu kan udah remaja masa takut sih?” Helen membujuk adiknya yang penakut itu.

    Setelah lama mereka menyusuri hutan tersebut mereka melihat sungai yang sangat jernih, dan ternyata ada juga jembatan yang terbentuk dari sekumpulan awan putih di atasnya.
    “Waahhh… indah sekali jembatan ini! kayak di surga. Apa aku mimpi ya?” ujar Farrel sambil mencubit-cubit lengannya. “Auuw… ternyata aku nggak lagi mimpi!” Farrel teriak karena cubitannya yang terasa sangat sakit.” Farrel, ini memang bukan mimpi, kita kan lagi masuk ke lemari yang besar tadi!” jawab Helen sambil mencubit-cubit pipi adiknya yang suka mengkhayal itu.

Pertanyaan Lainnya