macam macam penyakit hati dalam islam ,beserta hadist , ayat atau dalilnya
B. Arab
fennykartikasaoufajk
Pertanyaan
macam macam penyakit hati dalam islam ,beserta hadist , ayat atau dalilnya
1 Jawaban
-
1. Jawaban cacasalsabilla18
1. Hasad, iri dan dengki
Hasad dan iri adalah perbuatan seseorang yang tidak suka bila saudaranya mendapatkan nikmat kebahagiaan. Sementara itu sifat dengki lebih tinggi tingkatannya dari iri yaitu, seseorang yang tidak suka dengan saudaranya yang sedang mendapatkan nikmat kebahagian, Ia juga mendoakan saudaranya supaya nikmat kebahagiaan tersebut dicabut dan dipindahkan kepadanya.
وَلَا تَتَمَنَّوْا مَا فَضَّلَ اللَّهُ بِهِ بَعْضَكُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ ۚ لِلرِّجَالِ نَصِيبٌ مِمَّا اكْتَسَبُوا ۖ وَلِلنِّسَاءِ نَصِيبٌ مِمَّا اكْتَسَبْنَ ۚ وَاسْأَلُوا اللَّهَ مِنْ فَضْلِهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمًا
Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (Qs. An Nisa: 32)
2. Sombong dan Takkabur
selanjutnya sangatlah dibenci oleh Allah. Penyakit hati tersebut adalah Sombong dan Takabur. Orang sombong adalah mereka yang merasa bangga atas dirinya dan menganggap remeh orang lain.
وَلاَ تَمْشِ فِي الْأَرْضِ مَرَحًا ۖ إِنَّكَ لَنْ تَخْرِقَ الْأَرْضَ وَلَنْ تَبْلُغَ الْجِبَالَ طُولًا
Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung. (QS Al Isra:37)
3. Riya atau Suka Pamer
Orang yang berbuat baik hanya karena ingin dipuji ataupun hanya ingin pamer kepada orang lain merupakan perbuatan riya. Menyebutkan banyaknya ibadah yang sudah dilakukan dan sebanyak apa pemberian yang sudah ia keluarkan sangatlah berbahaya. Karena seharusnya esensi dari suatu amalan hanya boleh diketahui oleh pelaku dan Allah.
Allah SWT berfirman:
يٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لَا تُبْطِلُوا صَدَقٰتِكُمْ بِالْمَنِّ وَالْأَذٰى كَالَّذِى يُنْفِقُ مَالَهُ ۥ رِئَآءَ النَّاسِ وَلَا يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْأَاخِرِ ۖ فَمَثَلُهُ ۥ كَمَثَلِ صَفْوَانٍ عَلَيْهِ تُرَابٌ فَأَصَابَهُ ۥ وَابِلٌ فَتَرَكَهُ ۥ صَلْدًا ۖ لَّا يَقْدِرُونَ عَلٰى شَىْءٍ مِّمَّا كَسَبُوا ۗ وَاللَّهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الْكٰفِرِينَ
"Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu merusak sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan penerima), seperti orang yang menginfakkan hartanya karena riya (pamer) kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari Akhir. Perumpamaannya (orang itu) seperti batu yang licin yang di atasnya ada debu, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, maka tinggallah batu itu licin lagi. Mereka tidak memperoleh sesuatu apa pun dari apa yang mereka kerjakan. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir."
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 264)