Keadaan perekonomian di malaysia
IPS
alinamed
Pertanyaan
Keadaan perekonomian di malaysia
1 Jawaban
-
1. Jawaban Dhiparp
Terhitung sejak tahun 1970-an, Negeri Jiran Malaysia mulai menerapkan sistem perekonomian yang dilakukan oleh Empat Macan Asia Singapura, Taiwan, Hongkong dan Korea Selatan yakni dengan merubah komitmen ekonomi dari yang tadinya berbasis pada pertambangan dan pertanian beralih menjadi perekonomian yang mengandalkan sektor manufaktur. Ketika Jepang mulai menanamkan investasinya, maka industri-industri berat mulai dicoba yang karenanya menjadi ekspor Malaysia menjadi mesin pertumbuhan utamanya.
Malaysiapun kemudian menerima lebih dari 70% pertumbuhan PDB dengan tingkat inflasi yang rendah. Secara fundamental, pertumbuhan Malaysia tersebut sangat bergantung pada ekspor bahan elektronik semacam chip komputer dan lainnya. Keadaan demikian, kemudian membuat Malaysia merasa berat ketika krisis ekonomi tahun 1998 melanda. Disamping itu, kemerosotan dalam sektor teknologi informasi terjadi pada tahun 2001.
Pemerintahan Malaysia pernah mengupayakan untuk mengurangi angka kemiskinan dengan kebijakan yang cukup kontroversial yang disebutnya Kebijakan Ekonomi Baru Malaysia (NEP). Goal utamanya yang ingin dicapai ialah menghilangkan keterkaitan ras dengan fungsi ekonomi, dan lima tahun pertama mulai mengimplementasikan NEP sebagai Rencana Malaysia Kedua. Pro dan kontra tentang NEP ini terus bermunculan sekalipun program tersebut kemudian dihapuskan pada tahun 1990-an.
Malaysia memiliki keunggulan ekonomi yakni sejumlah elemen makroekonominya stabil—tingkat inflasi dan pengangguran tetap bertahan dibawah angka 3%, utang luar negeri yang rendah, serta simpanan pertukaran asing yang sehat. Keadaan seperti itu tentu memungkinkan Malaysia mampu terhindar dari krisis yang sama pada tahun 1998 silam. Meski demikian, untuk prospek jangka panjangnya nampak kurang baik akibat kurangnya perubahan dalam sektor badan hukum yang berurusan dengan utang korporat yang tinggi dan kompetitif.
Malaysia pernah diingatkan oleh Direktur London School of Economics Howard J. Davies bahwa kalau ingin pasar modalnya fleksibel lagi, maka tiada cara lain supaya para pejaat di negara tersebut mencabut larangan penjualan singkat. Peringatan tersebut kemudian diikuti oleh kebijakan mencabut larangan penjualan singat sehingga kini Malaysia dipandang sebagai negara industri baru